Sunday, 18 May 2014

Teks Anekdot : Polisi Butuh Uang


Pada suatu hari, ibu saya sedang berpergian bersama tante saya dengan menggunakan mobil. Saat itu mereka berdua melintasi perempatan jalan di wilayah Jakarta Timur, mereka terhenti karena lampu merah di tambah dengan kondisi jalan sedang macet total hingga mengakibatkan pengguna kendaraan bermotor selalu menekan klaksonnya.
Lampu merah pun berganti menjadi lampu hijau, seluruh pengguna jalan menekan klakson kendaraannya agar kendaraan yang terdepan bisa melajukan kendaraannya dengan cepat dan mereka semuapun terbebas dari lampu merah, termasuk ibu dan tante saya. Namun suasana macet dan banyaknya volume kendaraan pada saat itu membuat ibu dan tante saya tertinggal, lampu hijau pun berubah menjadi lampu merah kembali. Karena ada keperluan yang penting, merekapun ‘menerobos’ lampu merah. Tak terduga, disebrang jalan terdapat polisi yang sedang memantau jalan. Merekapun diberhentikan oleh polisi tersebut, dalam kata lain, mereka ‘ditilang’.
Tante saya yang kebetulan memegang kemudi membuka kaca mobilnya lalu polisi tersebut menanyakan mengapa mereka berdua melanggar peraturan, tante sayapun menjawab “Kami sedang terburu-buru, pak” karena polisi tersebut kurang puas dengan jawaban tante saya, iapun terus menanyakan hal yang sama. Karena tak ingin berdebat lagi, tante saya memberikan uang sebesar Rp. 20.000. Polisi tersebut mengangguk dan menerima uang tersebut. Lalu polisi itu tersenyum mempersilakan ibu dan tante saya kembali menuju jalan.

Merekapun terbebas dari penilangan tersebut. Lalu mereka mendapatkan suatu kesimpulan, “Kalau polisi tiba-tiba datang terus melakukan razia atau penilangan, itu tanda kalau mereka butuh uang.”

No comments:

Post a Comment