Wednesday 25 January 2012

Makalah tentang adat istiadat solo


Yang butuh postingan saya ini bisa download disini
Bab I  Pendahuluan
A.  Latar Belakang
Makalah ini saya buat bersumber dari media internet dan buku-buku lainya. Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam. Hampir setiap suku mempunyai budayanya sendiri-sendiri. Di Surakarta saja terdapat banyak sekali kesenian dan budaya, Sebagai contohnya Wayang, yaitu bentuk teater  boneka yang sangat terkenal dan Batik, yaitu sebuah karya seni masyarakat Surakarta yang sangat elegan. Batik tentu sudah dikenal masyarakat lokal maupun mancanegara. Kebudayaan masyarakat Surakarta contonya adalah tata cara perkawinan.
Masyarakat Solo masih sangat lekat dengan budaya dan perkawinannya pun harus menurut adap atau tata cara yang benar. Banyak upacara adat yang harus dilakukan,misalnya saja  upacara siraman, upacara pernikahan (Ijab), upacara panggih atau temu. Menurut sejarahnya ada 5 jenis atau bentuk rumah adat Solo yaitu bentuk Panggungpe, bentuk Kampung, bentuk Limasan, bentuk Joglo dan bentuk Tajug. Dari kelima itu bentuk joglo adalah yang paling dikenal oleh masyarakat. Rumah Joglo berbentuk bujur sangkar dengan empat pokok tiang ditengah yang disebut saka Guru.

B.   Tujuan
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah
1.     Agar lebih mengenal kebudayaan masyarakat jawa khususnya daerah Surakarta
2.     Untuk mengetahui adab atau cara perkawinan masyarakat Surakarta
3.     Memperkenalkan kesenian Surakarta (Solo)
                                                                                 
C.   Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kita baca masalah yang kita dapatkan adalah
1.     Apa itu Sekaten
2.     Apa saja upacara adat yang dilakukan dalam pernikahan masyarakat Surakarta ?
3.     Apa itu rumah adat Joglo ?
Bab II

A.  Kesenian Masyarakat Surakarta
Kesenian serta budaya di Solo masihlah dijunjung tinggi, hal inilah yang tentunya menarik perhatian wisatawan asing. Salah satu adat yang dikenal banyak orang adalah Sekaten, yaitu semacam pasar dan permainan yang digelar di alun-alun Solo setiap tahunnya selama kurang lebih satu minggu penuh. Selain itu, wayang orang (Ringgit Tiang) dan wayang kulit (Ringgit Purwo) menjadi kesenian yang sampai saat ini masih banyak ditekuni masyarakat Solo. Kain Batik  identik dengan kota Solo, salah satu hasil budaya yang sudah dikenal Masyarakat sebagai  warisan leluhur dan patut dibanggakan. Juga masih ada berbagai souvenir bernuansa Jawa yang banyak dijual di daerah Serengan dan Triwindu.


1.     Sekaten

Sekaten diadakan  setahun sekali di alun-alun Solo selama satu minggu penuh. Dimulai dengan dibunyikannya Gong dari Keraton Solo dan diiringi oleh Kirab Kraton. Tradisi ini sudah merupakan aktivitas tahunan yang melekat dihati Masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatandi tempat tersebut menyerupai pasar malam dimana berbagai barang pernak pernik, perhiasan, pakaian, dan mainan anak-anak dijual dengan harga yang  relative murah dibawah harga rata-rata, banyak warung makan yang bertebaran di sekitar arena sekaten untuk menjajakan mekanan mereka kepada para pengunjung. Banyak juga aneka permainan yang disuguhkan, seperti drummollen, tong setan, guo mangleng, dan aneka suguhan lain  seperti konser musik. Umumnya setiap harinya tak pernah sepi terutama untuk malam hari.

2.     Batik

Batik identik dengan citra elegan dan anggun. Kain  warisan leluhur ini,  seperti tak lekang oleh waktu. Dari tahun ke tahun, populeritas batik tak pernah surut ,bahkan kian berkembang dan menjadi ilham banyak perancang.

3.     Wayang (Ringgit)

Wayang kulit (Ringgit Purwo) dan wayang orang (Ringgit Tiang) seringkali dimainkan di Sriwedari. Banyak cerita pewayangan yang disuguhkan disana, dari cerita Ramayana hingga Mahabharata. Dalangnya banyak yang terkenal, seperti Ki Anom Suroto dan Ki Narto Sabdo. Tokoh-tokoh wayang kulit ini ada banyak macamnya, dari seorang kesatria seperti Gatut Kaca,  Kresna, Punokawan diantaranya Semar, Gareng,  Petruk, Bagong dan Lesmana. Kesenian ini seperti tak lekang oleh waktu.

4.     Souvenir

Mampir di Kota Solo tak lengkap  rasanya bila tidak membawa barang yang satu ini yaitu souvenir–souvenir cantik yang lekat dengan nuansa dan corak Jawa. Daerah penjualannya yaitu daerah sekitar Serengan dan Pasar Triwindu. Pernak pernik dari bahan mahagony bahkan keris dijual dengan harga rata-rata. Keris biasa dikatakan sebagai benda keramat karena seringkali digunakan dalam prosesi upacara adat, dimana beberapa keris yang memang mempunyai kekuatan mistis dan harus diruwat setiap bulan tertentu menurut tanggalan Jawa,  seperti misalnya setiap bulan Suro, dimana bersamaan dengan pusaka-pusaka kerajaan diruwat, yaitu dimandikan air kembang dan didoakan.
B. Tata Cara Pernikahan (Mantenan) Masyarakat Surakarta
Dalam menikah masyarakat Surakarta harus melakukan hal-hal berikut ini :

  1. Lamaran

Keluarga calon mempelai pria mendatangi (atau mengirim utusan) ke keluarga calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka. Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat lebih jauh men genal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis pernikahannya:
·        Paes Agung yaitu pernikahan agung Paes
·        Kesatriyan yaitu pernikahan jenis ksatria yang lebih sederhana
Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai mengurus segala persiapan pernikahan.

  1. Persiapan Pernikahan (Mantenan)

Setelah lamaran diterima, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah mempersiapkan pesta pernikahan. Pesta pernikahan Jawa adat Surakarta yang lengkap memerlukan banyak hal, dan pesta tersebut tidak dapat terlaksana tanpa bantuan seorang profesional. Orang yang bertanggung jawab mengatur segala persiapan pernikahan adat Jawa tersebut disebut Pemaes yang mewakili mempelai perempuan. Pemaes atau juru rias ini antara lain bertanggung jawab mengatur pakaian dan rias muka yang akan dikenakan oleh kedua pengantin. Selain itu panitia yang terdiri dari sang Pemaes dan kerabat-kerabat dekat pengantin juga mengatur berbagai hal seputar pesta yang akan dilangsungkan:
·        makanan dan minuman yang akan disajikan
·        tari-tarian dan musik (biasanya music gamelan) yang akan mengiringi pesta
·        pembawa acara (MC) yang akan diundang
·        acara Siraman
·       acara Ijab dan saksi-saksinya
·        kata sambutan
·        keamanan, transportasi, komunikasi, dokumentasi
·        sewa gedung (akomodasi), perlengkapan pesta, dan lain sebagainya
·        dekorasi tempat pernikahan
Hal terpenting yang harus mereka persiapkan adalah acara Ijab (upacara pernikahan sipil), yang melegitimasi kedua pasangan sebagai suami dan istri yang sah.

Hiasan Pernikahan (Mantenan)
Sehari sebelum pernikahan, biasanya gerbang rumah pengantin perempuan akan dihiasi Tarub atau janur kuning yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dan daun-daunan:     
·        2 pohon pisang dengan setandan pisang masak pada masing-masing pohon, melambangkan suami yang akan menjadi kepala rumah tangga yang baik dan pasangan yang akan hidup baik dan bahagia dimanapun mereka berada (seperti pohon pisang yang mudah tumbuh dimanapun).
·        Tebu Wulung atau tebu merah, yang berarti keluarga yang mengutamakan pikiran sehat.
·        Cengkir Gading atau buah kelapa muda, yang berarti pasangan suami istri akan saling mencintai dan saling menjagai dan merawat satu sama lain.
·        Berbagai macam daun seperti daun beringin,daun mojo-koro, daun alang-alang, dadap serep, sebagai simbol kedua pengantin akan hidup aman dan keluarga mereka terlindung dari mara bahaya.
Selain itu di atas gerbang rumah juga dipasang beleketepe yaitu hiasan dari daun kelapa untuk mengusir roh-roh jahat dan sebagai tanda bahwa ada acara pernikahan sedang berlangsung di tempat tersebut.
Sebelum Tarub dan janur kuning tersebut dipasang, sesajen atau persembahan sesajian biasanya dipersiapkan terlebih dahulu. Sesajian tersebut antara lain terdiri dari: pisang, kelapa,  beras, daging sapi , tempe, buah-buahan, roti  bunga , bermacam- macam minuman termasuk jamu, lampu, dan lainnya.
Arti simbolis dari sesajian ini adalah agar diberkati leluhur dan dilindungi dari roh-roh jahat. Sesajian ini diletakkan di tempat-tempat dimana upacara pernikahan akan dilangsungkan, seperti kamar mandi, dapur,  pintu gerbang, di bawah Tarub, di jalanan di dekat rumah, dan sebagainya. Dekorasi lain yang dipersiapkan adalah Kembar Mayang yang akan digunakan dalam upacara Panggih

  1. Upacara Siraman

Acara yang dilakukan pada siang hari sebelum Ijab atau upacara pernikahan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau taman keluarga masing-masing dan dilakukan oleh orang tua atau wakil mereka.
Ada tujuh Pitulungan (penolong, Pitu artinya tujuh) biasanya tujuh orang yang dianggap baik atau penting yang membantu acara ini. Airnya merupakan campuran dari kembang setaman yang disebut Air (Banyu) Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari tujuh mata air dan melambangkan kehidupan. Keluarga pengantin perempuan akan mengirim utusan dengan membawa Air (Banyu) Perwitosari ke kediaman keluarga pengantin pria dan menuangkannya di dalam rumah pengantin pria.
Acara siraman diawali oleh orang tua dan ditutup oleh Pemaes yang kemudian dilanjutkan dengan memecahkan kendi. Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum acara dimulai:
·        Tempat air dari perunggu atau tembaga yang berisi air dari tujuh mata air.
·        Kembang setaman yaitu bunga-bunga seperti mawar, melati, cempaka, kenanga, yang ditaruh di air.
·        Aroma lima warna yang digunakan sebagai sabun
·        Sabun cuci rambut tradisional dari abu dari merang, santan, dan air asam Jawa.
·        Gayung yang berasal dari kulit kelapa sebagai ciduk air.
·        Kursi yang dilapisi tikar, kain putih, dedaunan, kain lurik untuk tempat duduk pengantin selama prosesi berlangsung.
·        Kain putih untuk dipakai selama upacara siraman.
·        Baju batik untuk dipakai setelah uparaca siraman.
·        Kendi.
·        Sesajian

Sesajian merupakan hal yang dianggap penting dalam upacara Jawa. Sesajian untuk siraman terdiri dari berbagai macam sajian:
·        Tumpeng Robyong, nasi kuning dengan hiasan-hiasan.
·        Tumpeng Gundhul, nasi kuning tanpa hiasan.

No comments:

Post a Comment