Suatu Senin di SMA
Bukan Main saat diadakan upacara bendera, Pak Mustar mengunci pintugerbang setengah jam
sebelum jam masuk. Banyak anak yang telat masuk sekolah termasuk Ikal, Arai,
danJimbron. Celakanya para murid yang terlambat mengejek Pak Mustar dengan
menirukan gaya pidato dariPak Mustar dengan dipimpin oleh Arai. Tidak disangka
pula Pak Mustar tiba – tiba berdiri di sebelah Ikaldan mengejar mereka bertiga.
Celaka bagi Ikal, karena dialah yang diincar oleh Pak Mustar dan para
penjagasekolah. Sebenarnya Ikal bias lolos kalau saja Ikal tidak mempedulikan
panggilan dari Jimbron dan Arai.Tidak disangka pula Pak Mustar ternyata telah
berdiri tak jauh dari tempat mereka bertiga. Setelah terjadikejar – kejaran
mereka akhirnya bersembunyi disebuah peti penyimpan ikan. Tidak diduga pula
peti itukemudian dibawah menuju pasar ikan untuk dijual. Sesampainya di pasar
ikan, ketika peti itu di buka betapakagetnya orang – orang di pasar karena baru
saja melihat tiga orang keluar dari peti tanpa ekspresi sedikit pun.
Arai adalah sepupu
jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi setelah ayahnya meniggal
duniadan sejak itu Arai tinggal bersama dengan keluarga Ikal. Walapun Arai
tidak memiliki keluarga lagi ia tetapbisa menunjukan keteguhan hatinya. Bahkan
ketika Ikal tidak tega melihat Arai dalam keadaan seperti itudan menangis, Arai
juga yang menghiburnya. Betapa kuat hati Simpa Keramat ini, begitulah julukan
dariorang Melayu untuk seseorang yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki
keluarga lagi.
Arai bagi Ikal
sudah seperti saudara sekaligus sahabatnya. Arai juga yang mengajarkan Ikal
untukmencari uang. Apalagi mereka diberi kamar sendiri hanya untuk mereka
berdua. Bagi Ikal, Arai adalahseorang pelindung atau Lone Ranger.
Pada suatu sore
yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon dari kaleng yang
dikaitkandengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang bersama dengan anaknya.
Mereka ingin meminjam berasdari ibu Ikal. Ibu Ikal dengan senang hati
memberikan sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah.Dengan berat hati pula Mak
Cik menyuruh Anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai ganti dariberas
yang telah diberikan. Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi sangat menyayangi
biolanya itu. SetelahMak Cik Maryamah dan anaknya pulang, Arai tiba – tiba
menuju peregasan dan memecahkan celenganayamnya, tanpa dikomando Ikal pun ikut
memecahkan celengannya walaupun ia tidak tahu akan dipakai apauang itu. Arai
memerintahkan Ikal untuk mengumpulkan semua uang itu ke dalam karung gandum.
Ikalmengira Arai akan memberikan semua uang itu kepada Mak Cik Maryamah tetapi
tanpa disangka oleh Ikal,Arai menuju pasar. Ia membeli terigu, gula dan lain –
lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segeramencegah Arai untuk membeli
semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan Arai,perkelahian
itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung yang berisi kapuk
pecah dankapuknya bertaburan ke mana – mana. Di tengah kegaduhan itu Ikal sadar
saudaranya itu tidak akan berbuatsesuatu yang buruk. Setelah itu mereka berdua
bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan– bahan yang telah dibeli
itu diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat kue dan menjualnya. Di
kampung Arai dan Ikal ada seorang dukun gigi yang sakit mandraguna, dia adalah
A Put. Diamemiliki kesaktian yang hebat dalam hal menyembuh sakit gigi. Hanya
berbekal palu, balok, dan paku iabisa menyembuh sakit gigi. Suatu hari pasein A
Put sangat banyak, esoknya ia didatangai oleh tetua kampung untuk dijadikan seorang
pemimpin kampung.
No comments:
Post a Comment